Header Ads

Dua Alasan Kuat Untuk Saddam Mundur Dari Ketua Umum PB HMI

Respiratori Saddam Aljihad/Net


Demi kepentingan keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cukup alasan bagi Respiratori Saddam Aljihad untuk mundur dari kursi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI.

Lebih baik minggir. Mundur. Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Pikirkan keluarga besar HMI di seluruh Indonesia,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PB HMI, Bambang Pontas Rambe.

Bambang menjelaskan, desakan mundur terhadap Saddam memiliki alasan yang kuat. Baik secara organisasi maupun moralitas.

Saddam tak mampu menjaga marwah dan nama baik rumah besar HMI,” ujar Wasekjen PB HMI ini dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Senin (24/12).

Secara organisasi, jelas Bambang, sebagai Ketum PB HMI, Saddam juga melakukan pelanggaran atas mekanisme organisasi. Tindakannya mengeluarkan surat keputusan (SK) penggantian jajaran di PB HMI, tidak melalui mekanisme yang benar.

SK itu mengabaikan aspek penting dari prinsip-prinsip meritokrasi yang selama ini menjadi dasar bagi gerakan keorganisasian,” ujarnya.

Bambang memberi contoh, ada pengurus yang selama enam bulan ini aktif di kepengurusan, bekerja keras untuk menjadi motor menjalankan organisasi, tapi dibuang begitu saja. Saddam tidak mematuhi mekanisme keorganisasian yang berkaitan dengan reward and punishment.

Tapi ada pengurus yang selama ini tidak aktif, bahkan minim program, tetap dipertahankan,” ujar Wasekjen PB HMI ini.

Terkait dugaan kasus asusila Saddam yang selama ini coba ditutup tutupi pengurus, kini sudah terkuak ke publik secara luas. Khususnya di tengah keluarga besar HMI se-Indonesia.

Dalam kasus ini, Saddam harus menjelaskan secara terbuka di forum khusus yang dibuat untuk itu. Berterus terang kepada seluruh keluarga besar HMI se-Indonesia, ujar Bambang.

Ketua Umum itu imam kita. Saat imam buang angin, shalatnya ga usah diulang. Tapi imamnya harus minggir. Ketum PB kalau sudah buang angin ya minggir,” tegasnya. [yls]


Laporan: Yelas Kaparino
Sumber: nusantara.rmol.co

No comments

Powered by Blogger.