Header Ads

Surat Terbuka untuk Pimpinan Unismuh Makassar dari Kader HMI



MAKASSAR - Muh Aswin, kader HMI Cabang Gowa Raya menuliskan surat terbuka kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Aswin, yang juga Ketua Komisariat Syariah dan Hukum ini menuangkan surat terbuka tersebut setelah beredarnya video yang memuat percakapan "diskriminatif" oleh oknum dosen  di Universitas Muhammadiyah Makassar. (taq)

Berikut surat terbukanya:

Surat Terbuka

Kepada yang terhormat seluruh jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Assalamualaikum Wr Wb

Semoga kita semua dalam keadaan sehat walafiat.

Sebelum terlampau jauh menuliskan surat ini, perkenankan saya terlebih dahulu memperkenalkan diri.

Saya adalah salah seorang kader HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG GOWA RAYA, tepatnya di Komisariat Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar. Saat ini, saya sedang getir-getirnya bersangkut paut dengan dinamika dan perjuangan organisasi Mahasiswa terbesar tersebut.

Sekaitan dengan itu sebagai seorang terpelajar atau kami di HMI mengenalnya dengan istilah Insan Akademis, saya merasa berkepentingan untuk menyampaikan sikap secara proporsional terkait beredarnya video yang memuat percakapan "diskriminatif" oleh oknum dosen atas nama Syamsuriadi P Salenda di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Para pimpinan Universitas Muhammadiyah yang saya hormati, semoga bapak/ibu sekalian telah menonton video yang "viral"  itu.

Dalam video itu terdengar jelas suatu ungkapan diskriminatif yang sangat tidak etis diucapkan di lingkungan perguruan tinggi manapun apalagi di Universitas sekaliber UNISMUH Makassar yang pada prinsipnya saya anggap telah selesai pada konteks etika dan moral dalam dimensi apapun karena secara institusional dan arah pemikiran berada dibawah payung Muhammadiyah yang selama ini saya kenal sebagai salah satu rumah besar perjuangan umat islam di Indonesia.

Beredarnya video yang diduga kuat berasal dari suatu pertemuan ilmiah di lingkup Universitas Muhammadiyah perlu untuk menjadi perhatian prioritas para jajaran pimpinan. bahasa dan penekanan yang termuat dalam video tersebut saya anggap sebagai suatu sikap kontra keberagaman yang selama ini berupaya untuk ditumbuh kembangkan oleh seluruh elemen termasuk Muhammadiyah sendiri.

Belum lagi dalam sejarah panjang perjuangan bangsa ini, belum ada satupun elemen yang dapat menampik peran penting HMI sebagai organisasi Kemahasiswaan.

Kami tidak mengemis agar yang bersangkutan (oknum dosen) tersebut meminta maaf, karena secepatnya kami akan menempuh jalur Hukum. Sebaliknya, saya justru merasa kasihan melihatnya, Muhammadiyah yang selama ini banyak memantik kemoderenan berfikir diberbagai aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan harus terciderai karena ulah seorang oknum dosen yang mungkin pada saat iya mahasiswa tidak pernah menyelami samudera organ ekstra Kemahasiswaan.

Bagaimana dengan, mereka yang berhimpun bersama dalam satu payung perjuangan semisal di KNPI ? tempat dimana HMI dan banyak organ Kemahasiswaan Muhammadiyah (IMM, IPM, Pemuda Muhammadiyah dan lainnya) saling menyemangati, saling menghargai, dan saling mendukung. Perlu anda semua ketahui, bahwa kemajemukan bagi kami di HMI adalah suatu keniscayaan.

Para pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar yang sangat kami hormati. Saya mohon dengan sangat agar para pimpinan melakukan evaluasi terhadap oknum dosen tersebut. anggap saja permohonan tersebut adalah suatu bentuk kecintaan saya terhadap Unismuh Makassar, sebagaimana saya mencintai almamater saya sendiri dan secara umum seluruh institusi pendidikan.  Oknum tersebut seterusnya akan menjadi benalu bagi cita luhur dunia pendidikan sebagaimana amanah KH.  Ahmad Dahlan.

Oknum Dosen tidak seharusnya melibatkan diri jauh kedalam dinamika Kemahasiswaan apalagi dalam konteks politik identitas.

Mengapa tidak dibiarkan saja seluruh organ berdinamika sesuai dengan tuntutan masanya, dan dosen terlebih universitasnya mengambil posisi mengapresiasi mereka semua selagi itu sifatnya positif.

Lebih jauh lagi, seorang pengajar mestinya tidak cenderung bersikap sumbu pendek dalam arti mengeneralkan satu atau dua peristiwa sebagai kesimpulan pribadi organisasi sehingga menjadi dasar lahirnya sikap penolakan dan propaganda diskriminatif.

Saya menuliskan ini bukan dengan maksud menggurui karena saya sendiri banyak belajar dari kawan/senior yang berkecimpung di bawah naungan Organ Kemahasiswaan Muhammadiyah.

Sekali lagi saya hanya merasa sangat kasihan melihat seorang oknum dosen tidak mencerminkan pribadi panutan.

Terakhir, saya mendoakan agar seluruh jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar tetap sehat agar sesegera mungkin dapat melakukan evaluasi terhadap oknum dosen tersebut. Selanjutnya, yakin dan percaya kami akan tersimpul dalam satu gerakan untuk menempuh jalur Hukum sebagaimana maklumat negara ini bagi para pencari keadilan.

Pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar yang saya hormati.. Selalu terpatri dalam hati "Yakin Usaha Sampai".


Wassalamu'laikum Wr Wb

Hormatku
Muh. Aswin (Ketua Komisariat Syariah dan Hukum). 



Penulis: Taqim

No comments

Powered by Blogger.